Panasnya Thu di Neraka




Panasnya Thu di Neraka


سبعة يظلهم الله يوم لا ظل إلا ظله......
وشاب نشأ في عباة الله

“ ada tujuh kelompok manusia yang Allah melindungi mereka di bawah naungan-Nya pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunga Allah.... (salah satunya:) anak muda  yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah.” 

          Berdasarkan sabda Nabi diatas, yang pantas sebagai pemeran utama pada kisah kita kali ini adalah anak muda yang bersih jiwanya, anak muda yang terdidik diatas keshalihan dan kelurusan sejak kecil, pertama karena karunia Allah, kemudian karena bapak ibunya yang mendidiknya dengan pendidikan yang baik. Anak muda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah. 

Pada saat menginjak usia dewasa, keadaan membuatnya harus meninggalkan rumahnya yang baik demi melanjutkan sekolahnya. Anak muda ini pergi jauh dari kedua bapak ibunya, ia tinggal disebuah tempat yang kecil.

          Orang-orang dikomplek tempat anak muda itu tinggal mereka mencintainya, mereka merasa bahagia dengan keberadaannya di tengah-tengah mereka. Karena anak muda ini merupakan teladan dalam kemuliaan akhlaq, dan ini yang semakin membuat mereka mencintainya. Anak muda ini gemar membantu mereka dan bergaul  dengan mereka dengan baik. Sepertinya anak muda ini mengejar kebaikan yang tersebut dalam sabda Nabi :
خير الناس أنفعهم للناس

Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain”

          Banyak kalangan membicarakannya, menyanjung, dan memuji akhlaqnya yang luhur dan sifatnya yang mulia.

          Di kompleks tersebut, ada seorang gadis belia yang cantik ; dia mendengar sanjungan orang-orang terhadap pemuda itu, sehinga dia mengagumi anak muda tersebut, dia selalu mencuri-curi pandang kepadanya, menunggu kesempatan untuk melihatnya, berangan-angan duduk bersamanya, berbincang dengannya dan memandangnya lebih dekat. 

          Gadis ini mulai menyusun rencana untuk bisa memandang anak muda tersebut, dia ingin membuka apa yang terpendam dalam dadanya.

          Pada suatu hari, saat pemuda ini berjalan di dekat rumah si gadis, gadis itu memanggilnya, si pemuda melihat kepadanya dan  buru-buru menundukkan pandangannya, kemudian gadis tersebut mengajaknya masuk ke rumahnya 
dengan berkata, “ ada barang-barang yang kami tidak kuat membawanya. Apakah kamu bersedia membantu kami?” karena anak muda ini  dikenal suka berbuat baik dan membantu orang-orang, maka dia tidak menolaknya. Akan tetapi anak muda itu berkata kepadanya, “katakan kepada orang-orang dirumah, aku datang.” lalu ia mundur sedikit.

          Pemuda itu membawa apa yang gadis itu tunjuk, kemudian dia keluar dengan segera. Gadis itu menyesalkan mengapa anak muda itu tidak berlama-lama di sisinya. Pandangan sesaat belum memuaskan hasrat gadis ini, dia ingin sesuatu yang lebih.

          Di sore yang dingin, hujan turun sangat lebat, sedangkan pemuda itu duduk dirumahnya sambil mengulang-ulang,;
اللهم غیثا مغیثا                                                            
“Ya Allah jadikanlah hujan ini hujan yang berkah”

          Di dekatnya ada lilin, dia membuka-buka sebuah buku. Tiba-tiba pintu rumah diketuk dengan keras. Pemuda tersebut memasang telinganya. Ketukan bertambah keras. Pemuda ini mendekati pintu dengan heran, siapa yang datang malam-malam begini dalam keadaan hujan deras pula?

          Dia membuka pintu, dan ternyata didepan pintu ada seorang gadis yang jatuh luluh ke tanah di bawah kaki pemuda yang tak tau apa yang terjadi. Beberapa saat kemudian, gadis itu berbicara, “ aku mengetuk pintu rumahku, namun keluargaku enggan membukanya. Aku datang kepadamu untuk berlindung dari dingin dan hujan.”

          Gadis ini masih bersimpuh di tanah. Pemuda ini terpesona dengan kecantikan gadis yang dilihatnya, yang sekarang tergeletak di tanah. Namun dia lansung teringat akan bahaya situasi dan musibah besar yang sedang dialaminya ini. Detak jantungnya semakin cepat, nafasnya tersengal keluar masuk memburu.

          Anak muda ini menoleh ke lilin yang dia gunakan untuk menerangi ruangannya. Dia bergegas kesana, menjulurkan salah satu jarinya ke api, namun dia tidak merasakan apa-apa, tetapi bau daging yang terbakar tercium di ruangan. Gadis itu melihat dengan keadaan sangat cemas dengan apa yang dilihatnya. Setelah beberapa saat, pemuda ini berteriak karena panasnya api lilin. Dia berlari keluar rumah dan meninggalkan si gadis di dalam rumahnya.
          Setelah malam beranjak naik hingga berlalu mayoritas waktunya, dimana pemuda ini menghabiskan waktunya di luar rumah, dia kembali ke rumahnya dan tidak melihat gadis tersebut. Pemuda ini mengucapkan hamdalah atas keselamatannya dari situasi dosa tersebut. Dia berkata dalam dirinya “ bila aku tidak kuat menahan panas api lilin kecil itu, mana  mungkin aku kuat menahan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu? tidak, aku tidak akan kuat. Tidak.”

          Ketika gadis itu pulang ke rumahnya, dia semakin mencintai pemuda tersebut. Gadis itu sadar bahwa pemuda tersebut tidak menginginkan dirinya lewat jalan haram. Gadis itu merenung, bagaimana jalan untuk mendapatkan pemuda tersebut? Akhirnya dia berkata, “ aku harus menikah dengannya, harus!”

          Gadis itu berbicara kepada ayahnya tentang pemuda itu dan bahwa dia ingin menikah dengannya. Ayahnya yang memang tidak memiliki harapan yang lebih besar daripada menikahkan putrinya dengan pemuda yang baik dan shalih itu, langsung menemuinya esok paginya. Dia berkata, “putraku, aku ingin menikahkan engkau dengan putriku.”  Pemuda itu setuju. Saat itu pemuda tersebut teringat bahwa siapa yang meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik. Saat itu dia meninggalkan sesuatu yang haram karena takut kepada Allah, maka Allah memberinya sesuatu itu dari jalan yang halal.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

larangan-larangan dalam berpuasa

Cara Berhijab Yang Baik dan Benar

kisah bunga desa dan penjual kipas angin