larangan-larangan dalam berpuasa




Larangan Dalam Berpuasa

1.       Larangan Berkata Dusta dan Akhlaq-Akhlaq Yang Buruk Saat Berpuasa

Hal ini berdasarkan apa yang Rasulullah katakan dalam hadistnya yang mulia yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Huarairah bahwasannya Rasulullah  bersabda ;

من لم يدع قول الزور و العمل به فليس لله حاجة في أن يدعها طعامه و شرابه

Barang siapa yang tidak meninggalan perkataan dusta, malah mengerjakan perbuatan tersebut , maka Allah tidak  butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tinggalkan.[1]

Dan dalam hadist yang lain, masih diriwayatkan oleh sahabat yang mulia Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda  ;

ليس الصائم من الأكل والشرب إنما الصيام من اللغو والرفث فإن شبك أحدأو جهل عليك فلتقل إني صائمو إني صائم

Puasa itu tidak hanya menahan diri dari makan dan minum semata, akan tetapi puasa itu juga menahan diri dari perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat dan kata-kata kotor. Oleh karena itu jika ada yang mencacimu atau menjahilimu, maka katakan kepadanya  aku sedang berpuasa, aku sedang berpuasa”[2]

2.        Larangan Berlebih-Lebihan Dalam Memasukkan Air Kedalam  Hidung (Istinsyaq) Bagi Yang Berpuasa

Dari sahabat yang mulia laqith bin Shabrah, ia berkata; wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku tata cara berwudhu, maka Rasulullah bersabda ;

أسبغ الوضوء و خلل بين الأصابع و بلغ في الإستنشاق إلا أن تكون صائما

sempurnakanlah wudhu, sela-selalah antara jari jemari dan bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq (memasukkan air ke hidung) kecuali jika kamu dalam keadaan berpuasa.[3]

3.       Larangan Menyambung Puasa

Dari ‘Aisyah, ia berkata; Rasulullah melarang puasa wishal sebagai bentuk kasih sayang kepada mereka  (umatnya). Mereka berkata; sesungguhnya engkau mengerjakan puasa wishal ? Rasulullah menjawab; 

إني لست كهيئتكم إني يطعمني ربي و يسقيني

sesungguhnya keadaanku tidak seperti keadaan kalian. Karena sesunggguhnya aku diberi makan dan minum oleh Rabb-ku.[4]

4.       Larangan Menunda Berbuka Hingga Terbit Bintang

Hal ini dilandasi oleh sebuah hadist yang diriwayatkan oleh sahabat yang mulia Sahl bin Sa’id, bahwa Rasulullah bersabda; 

لا تزال أمتي علي سنتي ما لم تنتظر بفطرها النجوم

Ummatku senantiasa berada diatas sunnahku selama mereka tidak menunggu terbitnya bintang untuk berbuka puasa.[5]

5.       Larangan Berhubungan Suami Istri (Jima’) Saat Sedang Berpuasa

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh sahabatt yang mulia Abu Hurairah, ia berkata; telah datang seorang laki-laki menemui Rasulullah dan berkata; binasalah aku wahai Rasulullah,; apa yang membuatmu binasa ? tanya Rasulullah. Aku telah berhubungan intim dengan istriku. Jawabnya 

Apakah engkau memiliki seorang budak untuk dimerdekakan ? tanya Rasulullah

Tidak” .jawabnya

Apakah engkau mampu  memberi makan enam puluh  orang miskin ? tanya Rasulullah lagi

Tidak . Jawabnya

Kemudian ia pun duduk, lalu dibawakan kepada Rasulullah satu wadah berisi kurma. Kemudian Rasulullah bersabda ; shadaqahkanlah kurma ini.
Laki-laki pun berkata; adakah orang yang leebih faqir daripada kami ?
Tidak ada seorang pun diantara dua batu ini[6] yang lebih membutuhkan daripada keluarga kami.
Rasulullah  tertawa hingga kelihatan gigi taringnya. Kemudiaan beliau  bersabda; pergilah dan beri makan keluargamu dengan kurma ini.[7]

Sudah selayaknya bagi kita untuk lebih memperhatikan masalah ibadah yang sakeral ini. Jangan sampai ibadah yang kita lakukan sia-sia tanpa menuai pahala disebabkan kelalaian dan ketidak tahuan kita akan batasan-batasan syariat yang mulia ini. Akhirnya kita hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga.
Rasulullah mengingatkan kita dengan sabdanya yang mulia;

رب صائم حظه من صيامه الجوع والعطش

Berapa banyak yang berpuasa hanya mendapatkan rasa lapar dan dahaga saja dari puasa yang ia kerjakan.[8]


[1] Shahih al bukhari ;1903
[2] Hadist shahih riwayat ibnu khuzaimah (1996) dan al hakim (1/430-431)
[3] Shahih ;abu daud (142-143 dan 2366), at-tirmidzi (788)
[4] HR bukhri (1964), Mulim (1105)
[5] Shahih riwayat Ibnu Khuzaimah (2061)
[6]  Batu perbatasan antara kota mekah dan madinah
[7] HR. Bukhari 1937, Muslim 1960
[8] Shahih riwayat ibnu majah (1960)

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Berhijab Yang Baik dan Benar

kisah bunga desa dan penjual kipas angin